Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin moderen ternyata sangat mempengaruhi budaya yang dirasa semakin lama semakin memudar. Kebudayaan yang seharusnya dilestarikan kini semakin hari semakin terkikis oleh berbagai macam sebab karena kemajuan zaman yang tanpa diiringin oleh pemahaman akan melestarikan budaya setempat. Melihat dari hal itu maka di rasa sangat penting sekali untuk menggerakkan atau menumbuhkan kembali rasa akan cinta budaya sehingga dapat dilestarikan dengan baik untuk di turunkan pada generasi berikutnya.
Menyikapi hal ini, sudah tentu peran berbagai macam aspek baik dari aspek budaya, aspek sosial yang mungkin bisa di mulai dengan suatu wadah komunikasi yang harus dibangun antar sesama warga masyarakat, baik dengan yang masih anak-anak, remaja dan orang tua. Seperti halnya komunikasi yang sudah terputus karena tidak ada yang memahami lagi arti sebuah budaya dalam mempersatukan bangsa maka perlu dimunculkan kegiatan untuk meramaikan budaya desa sekedar untuk menggugah dan mengingatkan kembali memori-memori seperti acara dalam menyambut hari Idul Fitri saat malam takbir yaitu biasa di isi dengan acara-acara seperti berikut ini :
- Oncor-oncoran, seluruh warga yang mengikuti kegiatan takbir keliling biasanya membawa sebuah obor yang lebih dikenal dengan istilah oncor, dibuat sendiri. Hal ini lebih sering dilakukan oleh anak-anak karena memang yang lebih suka melakukan hal ini sebagian besar anak-anak. Meskipun itu terlihat berbahaya karena obor menggunakan api, namun dengan ketertiban yang dijaga bersama maka menjadi aman.
- Abit, merupakan sebuah atraksi dengan menggunakan tongkat dan api di setiap ujungnya kemudian dilakukan atraksi putar-putar yang memberikan efek api berputar-putar yang sangat menarik untuk disaksikan. Atraksi ini biasanya dilakukan oleh orang dewasa mengingat kesulitan dan dibutuhkan keterampilan khusus.
- Karnaval, sebuah pertunjukan saat takbir keliling dengan menampilkan berbagai macam penampilan unik seperti seorang dayak lengkap dengan pakaian hutan, make up dan acessoris lainnya, orang-orangan sawah dan lain sebagainya.
- Tabuh Beduk, untuk menghidupkan suasana biasanya ada yang membawa beduk masjid dengan di dorong gerobak atau dengan mobil kemudian ditabuh secara bergiliran dengan musik khas tabuh beduk Idul Fitri yang dimainkan oleh penabuh beduknya.
Acara semacam ini merupakan salah satu tradisi yang harus tetap dilestarikan supaya selalu muncul ide-ide lain untuk mengambangkan rasa cinta budaya dan tradisi meskipun hal itu hanya berada dalam lingkup regional tempat tinggal kita atau sebut saja Desa tempat kita tinggal dan tumbuh berkembang disana.
Peran Pemuda sangatlah dibutuhkan dalam menggerakkan semangat-semangat untuk memperjuangkan kebudayaan dan tradisi, karena sebagai penerus bangsa tidak akan bisa meneruskap perjuangan tanpa memiliki kecintaan akan budaya dan tradisi tempat tinggalnya. Hal kecil semacam ini patut di bangun karena membangun sesuatu itu selalu dimulai dari yang rendah atau kecil terlebih dahulu sehingga dapat dibangun sesuatu yang lebih tinggi dan kokoh.
0 Response to "Takbir Keliling 1434 H Desa Tulungagung"
Post a Comment
Berikan komentar untuk menyampaikan apa yang ingin anda tanggapi disini secara bebas dan sopan :